Perbedaan
Masyarakat Perdesaan
Dengan
Masyarakat Perkotaan
Hai Sobat,
Bertemu lagi dengan saya,..
Semoga sobat sedang dalam keadaan sehat
dan semangat, jika ada yang sakit mari kita do’akan semoga lekas sembuh ya! Aamiin.
Kali ini saya
akan membahas tentang suatu perbedaan, Perbedaan yang begitu dekat dengan
kehidupan kita sehari-hari. Pasti ada kan diantara sobat yang mempunyai Ayah
atau Ibu yang merantau dari kampung, lalu setiap edisi lebaran, kita diajak
untuk “pulang kampung” atau mudik untuk bersilaturahmi kepada sanak
saudara yang Ayah atau Ibu kita tinggalkan di kampung tempat mereka dibesarkan
dulu sampai akhirnya pergi merantau ke Kota untuk mengadu nasib. Nah sobat udah
tau belum, apasih perbedaan masyarakat Perkotaan dengan masyarakat Pedesaan? Mau
tau lebih lanjut? Yuk silahkan dibaca sekilas pembahasan dibawah ini.
Masyarakat
merupakan sekumpulan individu yang menempati suatu wilayah tertentu dengan
batas-batas yang jelas dan adanya hubungan yang kuat di antara mereka sesama
anggota kelompoknya.
Berikutnya
akan kita pahami tentang masyarakat menurut jenisnya atau tipenya yang secara
umum dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
a. Masyarakat tradisional (sederhana) dan masyarakat modern.
b. Masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.
a. Masyarakat tradisional (sederhana) dan masyarakat modern.
b. Masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.
A.
Masyarakat Desa (Rural Society)
Secara awam masyarakat desa sering diartikan sebagai masyarakat tradisional dari masyarakat primitif (sederhana). Namun pandangan tersebut sebetulnya kurang tepat, karena masyarakat desa adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa. Sedangkan masyarakat tradisional adalah masyarakat. yang menguasaan ipteknya rendah sehingga hidupnya masih sederhana dan belum kompleks. Memang tidak dapat dipungkiri masyarakat desa dinegara sedang berkembang seperti Indonesia, ukurannya terdapat pada masyarakat desa yaitu bersifat tradisional dan hidupnya masih sederhana, karena desa-desa di Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh budaya asing/luar yang dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pola hidupnya.
Adapun ciri-ciri masyarakat desa antara lain :
- Anggota
komunitas kecil
- Hubungan
antar individu bersifat kekeluargaan
- Sistem
kepemimpinan informal
- Ketergantungan
terhadap alam tinggi
- Religius
magis artinya sangat baik menjaga lingkungan dan menjaga jarak dengan
penciptanya, cara yang ditempuh antara lain melaksanakan ritus pada
masa-masa yang dianggap penting misalnya saat kelahiran, khitanan,
kematian dan syukuran pada masa panen, bersih desa.
- Rasa
solidaritas dan gotong royong tinggi
- Kontrol
sosial antara warga kuat
- hubungan
antara pemimpin dengan warganya bersifat informal
- Pembagian
kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi pekerjaan
- Patuh
terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya (tradisi)
- Tingkat
mobilitas sosialnya rendah
- Penghidupan
utama adalah petani.
B. Masyarakat Perkotaan
Warga belajar--sekalian, Membahas masyarakat perkotaan sebetulnya tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat desa karena antara desa dengan kota ada hubungan konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa kekota. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan majemuk karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis, dan agama.
Mereka datang ke kota dengan berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang memiliki stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang individualistis karena mereka memiliki kepentingan yang beragam. Lahan pemukiman di kota relatif sempit dibandingkan di desa karena jumlah penduduknya yang relatif besar maka mata pencaharian yang cocok adalah disektor formal seperti pegawai negeri, pegawai swasta dan di sektor non-formal seperti pedagang, bidang jasa dan sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat dikerjakan di kota karena luas lahan menjadi masalah apabila ada yang bertani maka dilakukan secara hidroponik. Kondisi kota membentuk pola perilaku yang berbeda dengan di desa, yaitu serba praktis dan realistis.
Ciri-ciri masyarakat kota (urban) antara lain :
- Kehidupan
keagaam berkurang, karena cara berpikir yang rasional dan cenderung
sekuler
- Sikap
mandiri yang kuat dan tidak terlalu tergantung pada orang lain
sehingg cenderung individualistis
- Pembagian
kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian
- Hubungan
antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga berdasarkan
kepentingan.
- Sangat
menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang matang.
- Masyarakat
cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah tertentu (slum)
- Tingkat
pertumbuhan penduduknya sangat tinggi
- Kontrol
sosial antar warga relatif rendah
- Kehidupan
bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi keterampilan
- Mobilitas
sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat dinamis,
memamanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan inovatif.
Untuk
lebih jelasnya dan memudahkan memahami tentang perbedaan masyarkat desa dan
masyarakat kota ini dapat kita lihat dalam tabel dibawah ini :
PERBEDAAN
MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PERDESAAN
|
|||
NO
|
ASPEK
|
MASYARAKAT
PEDESAAN
|
MASYARAKAT
PERKOTAAN
|
1.
|
Lingkungan dan orientasi terhadap alam
|
Kenyataan alam sangat menunjang
kehidupan
|
Cenderung bebas dari kenyataan alam
|
2.
|
Pekerjaan/ mata pencaharian
|
Yang menonjol adalah bertani, nelayan,
beternak
|
Beraneka ragam dan terspesialisasi
|
3.
|
Ukuran komunitas
|
Lebih kecil dengan tingkat kepadatan rendah
|
Lebih besar dan kompleks dengan tingkat kepadatan tinggi
|
4.
|
Homogenitas/ heterogenitas
|
Homogenitas dalam ciri-ciri sosial, kepercayaan, bahasa, adat istiadat.
|
Heterogenitas dalam ciri-ciri sosial, kebudayaan, pekerjaan, dll.
|
5.
|
Pelapisan sosial
|
Ukuran pada kepemilikan tanah, kepercayaan, bahasa, adat istiadat
|
Ukuran pada kekayaan materi, tingkat pendidikan,
Kesenjangan sosial relatif besar.
|
6.
|
Interaksi Sosial
|
Bentuk umum adalah kerjasama konflik sedapat mungkin
dihindari, cenderung bersifat informal
|
Bentuk umum adalah persaingan, karena motif ekonomi,
cenderung bersifat formal.
|
7.
|
Mobilitas Sosial
|
Relatif kecil karena masyarakat homogen
|
Relatif besar karena masyarakat heterogen
|
8.
|
Pola Kepemimpinan
|
Kualitas pribadi ditentukan oleh kejujuran, kebangsawanan
dan pengalaman
|
Kualitas pribadi lebih ditentukan oleh sistem hirarki dan
birokrasi
|
9.
|
Solidaritas Sosial
|
Solidaritas sangat tinggi tampak dalam gotong-royong, musyawarah dalam
berbagai macam kegiatan
|
Solidaritas masih berorientasi pada kepentingan tertentu.
|
10.
|
Nilai dan sistem Nilai
|
Cenderung memegang teguh nilai agama, etika, dan moral
|
Cenderung berorientasi pada ekonomi dan pendidikan.
|
Sumber :
Nama : Sabrie Prasetio
Npm : 16316746