Kebudayaan Hindu, Buddha, Islam dan Modern Mempunyai
Peranan Penting di Indonesia
Seperti yang sudah kita tau, di Negara
Indonesia ini, terdiri dari berbagai macam budaya, bahasa dan tidak luput agama
juga. Karena keanekaragaman yang sangat bervariasi ini, banyak sekali dampak
yang mungkin bisa ditimbulkan, baik yang bersifat merugikan maupun yang
bersifat menguntungkan.
Kita sebagai generasi muda diharapkan
mampu untuk membendung sesuatu yang akan berdampak negatif pada kehidupan
sosial dan mengambil hikmah dari sesuatu yang bersifat baik
I. Ada agama hindu,
agama yang berasal dari India yang juga dikenal sebagai Sanatanadharma ( yang
memiliki arti “jalan abadi” uang melampaui asal mula manusia ) ini mempunyai
beberapa aliran, mulai dari:
a.
Saiwa
b.
Waisnawa,
dan
c.
Sakta
Tidak
seperti agama lainnya, agama hindu tidak mengklaim satu nabi saja, tidak memuja
satu dewa saja, tidak menganut satu konsep filosofis saja. Agama hindu tidak
didirikan oleh seorang tokoh, namun merupakan sintesis dari berbagai tradisi, konsep
ketuhanan dalam agama hindu pun tidak seragam.
Perkembangan
agama hindu di Indonesia terjadi sejak abad pertama.
Ada
4 teori yang mengemuka:
1.
Teori
Vaishya (perkawinan)
2.
Teori
Kshatria (perang)
3.
Teori
Brahmana (persebaran melalui seorang tokoh)
4.
Teori
Bhumiputra (pribumi memilih agama ini karna perjalanan ke Hindustan)
Salah
satu yang menonjol keberadaan agama hindu di nusantara adalah kerjaan Mataram,
yang terkenal dengan membangun candi Prambanan yang megah, dan kerajaan Kediri
dan Singasari.
II. Agama Buddha,
agama yang tumbuh dan berkembang di India bagian timur sekitar tahun 500 SM.
Diajarkan oleh Siddharta Gautama. Keseluruhan agama Buddha dibukukan dalam
kitab Tripitaka, yang terdiri dari 3 tulisan:
a.
Sutta
Pitaka
b.
Vinaya
Pitaka
c.
Abdhidharma
Pitaka
Dalam
perkembangan nya, agama Buddha terpecah menjadi beberapa aliran:
a.
Hinayana
b.
Mahayana
Agama
Buddha adalah agama yang non-eksklusif, yang artinya dapat diterima siapa saja
dan tak mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta. Agama Buddha juga tidak
mengenal perbedaan hak antara pria dan wanita.
Sekitar
abad ke-5, agama Buddha atau budhisme masuk ke wilayah Indonesia, khususnya ke
pulau Jawa, dibawa oleh para biksu, yang bernama Gunawarman dari Kashmir
(Buddha Hinayana). Makin lama agama Buddha makin dikenal oleh rakyat Indonesia
karena kedatangan biksu biksu dari India, penyiaran agama ini pun lebih dikenal
dahulu daripada agama hindu.
Masuknya budaya
hindu-buddha membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia
1.
Sistem
kepercayaan
Dengan
masuknya agama hindu-buddha ke Indonesia terjadilah akulturasi. Sebagai contoh,
dalam upacara pemujaan terhadap dewa di candi, terlihat pula adanya unsure
pemujaaan terhadap roh nenek moyang (kepercayaan animisme dan dinamisme yang
sebelumnya sudah lebih dulu dikenal masyarakat Indonesia).
2.
Filsafat
Wujud
akulturasi hindu-buddha ada dalam cerita wayang. Yaitu nahwa kebenaran dan
kejujuran akan berakhir dengan kebahagiaan dan kemenangan. Sebaliknya,
keserakahan dan kecurangan akan berakhir dengan kehancuran.
3.
Seni
Bangunan
Kita
dapat melihatnya pada candi, jika kita perhatikan, bangunan candi selalu
bertingkat-tingkat mulai dari kaki, tubuh, dan puncak candi. Pada candi hindu
ditemukan pripih yang berisikan lambing jasmaniah raja (yang membuat candi),
kemudian diatasnya terdapat patung dewa dan pada puncaknya terdapat lambang
para dewa. Mengingatkan kita pada bangunan punden berundak bukan?
4.
Seni
Rupa
Contohnya
dapat kita lihat pada relief dinding candi di Indonesia, menunjukkan adanya
akulturasi kebudayaan hindu-buddha dan budaya Indonesia, hiasan pada relief
tersebut biasanya merupakan suatu cerita yang berhubungan dengan agama.
5.
Seni
Sastra
Pengaruh
seni sastra India juga turut memberi corak dalam seni sastra Indonesia. Bahasa
Sansekerta dan Huruf Pallawa salah satunya. Dalam perkembangan bahasa Indonesia
sekarang, pengaruh bahasa sansekerta cukup dominan, contoh kata kata patih
lebet (sebuah jabatan yang mengkoordinasi pemerintahan dalam istana).
III.
Agama
Islam, Pada abad ke-15 dan ke-16, agama Islam telah dikembangkan di Indonesia,
oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut wali sanga. Titik sentral penyebaran
agama islam pada abad itu berada di pulau jawa yang sebenarnya masuk ke
Indonesia khususnya ke pulau jawa jauh sebelum abad ke -15.
Didaerah-daerah
yang belum amat terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai
pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk di daerah yang bersangkutan.
misalnya di Aceh, Banten, sulawesi selatan, sumatra Timur, sumatra barat, dan
pesisir kalimantan.
Terdapat
3 teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah dan teori Persia.
a.
Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam
masuk ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay).
b.
Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang
muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah
berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya
berasal dari Arab (Mesir).
c.
Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam
masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran).
Ketiga
teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan
kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa
Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami
perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam
adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India).
Proses penyebaran Islam di Indonesia
atau proses Islamisasi tidak terlepas dari peranan para pedagang,
mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati. Di pulau Jawa, peranan
mubaliqh dan ulama tergabung dalam kelompok para wali yang dikenal dengan
sebutan Walisongo atau wali sembilan yang terdiri dari:
1)
Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan nama Syeikh Maghribi menyebarkan
Islam di Jawa Timur.
2)
Sunan Ampel dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah
Ampel Surabaya.
3)
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel memiliki nama asli Maulana Makdum
Ibrahim, menyebarkan Islam di Bonang (Tuban).
4)
Sunan Drajat juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah
Syarifuddin, menyebarkan Islam di daerah Gresik/Sedayu.
5)
Sunan Giri nama aslinya Raden Paku menyebarkan Islam di daerah Bukit
Giri (Gresik)
6)
Sunan Kudus nama aslinya Syeikh Ja’far Shodik menyebarkan ajaran Islam
di daerah Kudus.
7)
Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya menyebarkan
ajaran Islam di daerah Demak.
8)
Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Umar Syaid
menyebarkan islamnya di daerah Gunung Muria.
9)
Sunan Gunung Jati nama aslinya Syarif Hidayatullah, menyebarkan Islam di
Jawa Barat (Cirebon)
a. Seni Bangunan
1. Masjid
Dilihat dari segi arsitektuknya,
masjid-masjid kuno di Indonesia menampakan gaya arsitektur asli Indonesia
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka).
- Pondasinya kuat dan agak tinggi.
- Ada serambi di depan atau di samping.
- Ada kolam/parit di bagian depan atau samping.
Gaya arsitektur bangunan yang
mendapat pengaruh Islam ialah sebagai berikut:
- hiasan kaligrafi;
- kubah;
- bentuk masjid.
b. Makam
Makam khususnya untuk para raja
bentuknya seperti istana disamakan dengan orangnya yang dilengkapi dengan
keluarga, pembesar, dan pengiring terdekat. Budaya asli Indonesia terlihat pada
gugusan cungkup yang dikelompokkan menurut hubungan keluarga. Pengaruh budaya
Islam terlihat pada huruf dan bahasa Arab, misalnya Makam Puteri Suwari di
Leran (Gresik) dan Makam Sendang Dhuwur di atas bukit (Tuban).
c. Seni Rupa dan Aksara
Akulturasi bidang seni rupa terlihat
pada seni kaligrafi atau seni khot, yaitu seni yang memadukan antara seni lukis
dan seni ukir dengan menggunakan huruf Arab yang indah dan penulisannya
bersumber pada ayat-ayat suci Al Qur'an dan Hadit. Adapun fungsi seni kaligrafi
adalah untuk motif batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan,
hiasan pada mimbar dan sebagainya.
d. Seni Sastra
Seni sastra Indonesia di zaman Islam
banyak terpengaruh dari sastra Persia. Di Sumatra, misalnya menghasilkan karya
sastrayang berisi pedoman-pedoman hidup, seperti cerita Amir Hamzah, Bayan
Budiman dan 1001 Malam. Di samping itu juga mendapat pengaruh Hindu, seperti
Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama. Cerita Panji pada zaman Kediri (Hindu) muncul
lagi dalam bentuk Islam, seperti Hikayat Panji Semirang. Hasil seni sastra,
antara lain sebagai berikut:
- Suluk, yaitu kitab yang membentangkan ajaran tasawuf. Contohnya ialah Suluk Wujil, Suluk Sukarsa, dan Suluk Malang Sumirang. Karya sastra yang dekat dengan suluk ialah primbon yang isinya bercorak kegaiban dan ramalan penentuan hari baik dan buruk, pemberian makna kepada sesuatu kejadian dan sebagainya.
- Hikayat, yakni saduran cerita wayang.
- Babad, ialah hikayat yang berisi sejarah. Misalnya Babad Tanah Jawi isinya sejarah Pulau Jawa, Babad Giyanti tentang pembagian Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta dan sebagainya.
IV. Budaya Barat (Modern), Macam-macam kebudayaan yang
dimiliki oleh budaya barat cenderung merupakan sisi kebalikan dari nilai-nilai
budya timur.
Budaya barat lebih
menekankan dunia objektif dibandingkan perasaan sehingga hasil olah
pemikirannya membuahkan sains dan teknologi. Nilai budaya barat lebih
ditekankan pada pikiran. Barat hanya meyakini sesuatu yang masuk akal saja,
sehingga ritual keagamaan dipandang sebagai sesuatu yang tidak masuk akal.
Kehidupan barat lebih terpikat pada kemajuan material dan hidup. Barat
hidup dalam dunia teknis dan ilmiah sehingga mereka menganggap pikiran
nilai-nilai hidup yang meminta kepekaan hati sebagai sesuatu yang tidak
bermutu. Nilai-nilai seperti itu sebagian besar memang tampak pada macam-macamm
kebudayaan barat.Dampak Masuknya Budaya Asing ke Indonesia
Masuknya budaya asing ke indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya(culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.
Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial . Menurut Soerjono Soekanto (1990) masuknya budaya asing ke indonesia mempunyai pengaruh yang sangat peka serta memiliki dampak positif dan negatif.
1) Dampak Positif
Modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.
2) Dampak Negatif
Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya; kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.
Sumber :
Ø Wikipedia.co.id
Ø Link 1
Ø Link 4
Penulis: Sabrie Prasetio
Kelas : 1TA02
NPM : 16316746
Tidak ada komentar:
Posting Komentar