Minggu, 28 Oktober 2018

Kasus Drainase Perkotaan DKI Jakarta


Mengungkapkan Buruknya Drainase Di Kota Jakarta

Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai aktivitas, maka untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi yang memadai, misalnya drainase. Dengan adanya drainase tersebut genangan air hujan dapat disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan tidak akan menimbulkan dampak gangguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas masyarakat tidak akan terganggu.

            Drainase merupakan suatu sistem untuk menyalurkan air hujan. Sistem ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat, apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan. Drainase juga merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya).

Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaantanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.


Petugas melakukan pengerukan sampah di aliran Sungai Ciliwung di bawah Jembatan Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (21/1/2014). Selain faktor curah hujan dan buruknya drainase, kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai turut menjadi salah satu penyebab banjir. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO(KRISTIANTO PURNOMO)

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya betonisasi tanah Jakarta yang dilakukan selama puluhan tahun, kini meninggalkan pekerjaan berat bagi Dinas Tata Air DKI. Sepanjang akhir pekan kemarin, Sabtu (26/11/2016), jalan dan trotoar di Jalan Sudirman depan Sampoerna Strategic Square, serta Jalan Trunojoyo seberang Lapangan Bhayangkara, dibongkar. Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan, selama setahun terakhir, pihaknya sibuk mengembalikan fungsi drainase di sejumlah ruas jalan dan sudut-sudut Ibu Kota yang sering tergenang. Teguh mengatakan, buruknya drainase atau saluran air Jakarta sebagai penyebab genangan saat hujan tiba. "Yang paling utama kenapa kami bongkar, karena anda bisa lihat betonisasi, tidak ada drainase, tidak ada celah untuk tali air. Ini kan akhirnya menimbulkan genangan, kalau tidak dibikin, airnya mau jalan ke mana? Ini pembiaran yang udah cukup lama," kata Teguh, Sabtu. cantelan: Selain dikeluhkan warga, Teguh mengaku beberapa waktu lalu dikeluhkan oleh Paspampers soal genangan di sekitar Sampoerna Strategic Square. Air bening meluap dari jalan. Ketika jalan dan trotoar di depannya dibobok, terlihat adanya saluran air selebar 80 sentimeter di bawah jalan. Di dalam saluran air itu, terdapat utilitas, beton-beton sisa pembangunan, sampah, sedimen lumpur, hingga besi cor. Di bawah permukaan jalan, air meluap, entah dari mana asalnya.
Hanya ada satu tali air yang terlihat, padahal tali air berfungsi vital untuk mengalirkan air hujan ke saluran air agar bisa bermuara ke Kali Krukut dan tidak meluap di jalan. Tali air yang harusnya ada setiap lima meter telah dicor dengan semen sebagai bagian dari perbaikan jalan proyek MRT. Di trotoar depan Sampoerna Strategic Square juga tidak ada inrit atau manhole untuk memeriksa saluran air. Sebuah control box yang ada di jalur lambat Jalan Sudirman, juga dibor. Namun, alangkah herannya para pekerja ketika menemui saluran air di bawah itu mentok di ketiga sisinya. Selama dua pekan ke depan, puluhan pasukan biru dibantu oleh PPSU akan membongkar saluran air bawah tanah di kawasan ini. Salurannya akan dibersihkan dari material dan sampah, tali airnya juga akan ditambah sehingga air hujan bisa menemui alirannya. Masih ingat banjir di Jalan Kemang Raya yang melumpuhkan aktivitas komersil dan merusak puluhan kendaraan pada September lalu. Dinas Tata Air telah merampungkan kerjanya membobok 30 tali air yang selama ini 'menghilang' dari ruas Kemang Raya. Ketika trotoar dan jalan di sana dibongkar, terlihat saluran air di bawahnya juga penuh dengan sampah dan material sisa bangunan.
Tali air yang bertugas mengalirkan air ke dalam itu, juga dicor dengan semen, entah oleh siapa dan untuk apa. "Hampir seluruhnya di Jakarta sama, drainasenya tertutup bangunan," ujar Teguh. Teguh menunding pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dan pengembang selama ini tidak memedulikan sistem drainase yang ada di bawahnya. 
Ia menyebut hampir semua proyek yang dikerjakan sekarang seperti Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), dan Jalan Layan non-tol Ciledug-Tendean, dan proyek-proyek terdahulu, pasti selalu menimbulkan masalah drainase. Pengembang dengan perencanaan mutakhir juga tak ada bedanya. Perencanaan kota yang buruk adalah penyebab Jakarta sangat rawan banjir. "Kami kerja keras, tugas kami nih sekarang, Jakarta kan baskom, bagaimana caranya nganterin air dari selatan sampau Mega Pluit, sampai Ancol, pakai apa? Ya sistem drainase harus bagus, pompa harus bagus." "Kalau saya prediksi limpasan wajarlah. Makanya saya bilang ke warga yang ngeluh banjir, dia nutup drainase, lu jangan maling teriak maling, kembalikan fungsi drainase," ujarnya. Beberapa kawasan yang dibongkar dan dibersihkan drainasenya antara lain Jalan Kyai Tapa di dekat Universitas Trisakti, Jalan Gatot Subroto depan Balai Kartini, kawasan kedutaan besar dan kompleks menteri di Kuningan, Jalan Kemang Raya, Jalan Sudirman, kawasan Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, dan Jalan DI Panjaitan, Cawang.



Kemacetan terjadi saat proses evakuasi kendaraan di sekitar gedung yang terendam banjir di kawasan Kemang Selatan, Jakarta Selatan, Minggu (28/8/2016). Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan, banjir di kawasan Kemang terjadi akibat jebolnya tembok rumah warga yang berbatasan dengan Kali Krukut.(KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI)

Sumber : 


Teknik Penulisan yang Baik dan Efektif

Cara Menulis yang Baik

          Menulis adalah salah satu sarana dalam menyampaikan ide, pendapat, gagasan atau saran dalam bentuk rangkaian kata dan kalimat. Menulis adalah proses produksi untuk menghasilkan sebuah karya yang bersumber dari pikiran. Tentu tidak bisa sembarangan menulis jika kita menginginkan hasil tulisan yang berkualitas. Ada teknik-teknik menulis yang perlu dikuasai untuk membuat tulisan yang layak dibaca oleh orang lain. Berikut adalah beberapa teknik menulis yang bisa dilakukan :

1. Menulislah sesuai dengan apa yang Anda rasa, dengar dan lihat saat itu

Dengan cara ini, Anda akan menulis dengan sepenuh hati. Bukan cuma itu, menulis dengan apa yang Anda rasakan maka kata dan kalimat akan mengalir dengan sendirinya sehingga Anda akan mudah menemukan banyak kalimat yang sama sekali mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

2. Pilih kata dan kalimat sederhana

Jangan buat diri Anda pusing dengan memikirkan kata atau kalimat yang terlalu kompleks atau dibuat-buat. Mulailah menulis dengan kata dan kalimat yang sederhana, karena dengan hal seperti ini maka Anda akan lebih enjoy dan nyaman saat menulis.

3. Gunakan gaya bertutur, seperti Anda berbicara

Sebagai langkah dasar cara menulis, hindari penggunaan bahasa yang terlalu formal dan kaku. Menulislah sebagaimana Anda layaknya berbicara. Biarkan tulisan Anda mengikuti apa yang menjadi kebiasaan Anda saat berbicara dengan orang lain.
Gunakan bahasa yang komunikatif.
Jika ini dilakukan, maka tulisan Anda akan terkesan ringan, bagus dan enak saat dibaca.

4. Menulislah dengan jujur

Maksudnya begini,
Ketika Anda mulai berpikir untuk menulis tentang informasi, maka hal yang harus Anda lakukan adalah menulis dengan memberikan informasi yang jelas dan akurat agar tidak terjadi kesalahpahaman. Jangan mengada-ada atau bohong.
Apalah arti tulisan yang bagus jika itu berisi sebuah kebohongan. Yang Anda sajikan hanya demi meraih popularitas.

5. Menjadi diri sendiri

Sering kali kita terbuai ketika membaca tulisan orang lain. Bahkan karena begitu bagus tulisannya, maka terkadang kita berpikir untuk bisa menulis seperti halnya tulisan tersebut. Terutama tentang gaya bahasa dan teknik menulisnya yang kita rasa luar biasa.
Namun menurut pendapat saya, meniru gaya orang lain dalam menulis itu merupakan hal yang kurang baik. Jika itu terjadi, maka Anda hanya akan menjadi bayang-bayang mereka di kemudian hari, apalagi Anda hanya seorang yang pemula dalam menulis.
Saran saya, menulislah dengan gaya bahasa sendiri. Menjadi diri sendiri akan jauh lebih baik dibanding meniru gaya bahasa dari orang lain.
Pertahankan gaya bahasa Anda sendiri sehingga bisa menjadi sesuatu yang khas pada akhirnya. Orang akan mengenal Anda karena tulisan dan gaya bahasa khasnya.
Dan itu luar biasa.

6. Terus berlatih menulis

Disiplin menulis setiap hari akan membantu Anda dalam melatih diri sehingga pada akhirnya menulis menjadi hal yang mudah dan nyaman dilakukan.
Perkaya pengetahuan Anda dengan memperhatikan dan membaca tulisan-tulisan orang lain untuk memacu semangat Anda dalam menciptakan gaya khas penulisan Anda.

7. Hindari kata-kata yang tidak perlu

Dalam menulis, hendaknya menghindari kata-kata yang dirasa tidak perlu. Banyak orang yang sering berputar-putar dalam menulis. Bertele-tele sering kali akan berdampak buruk bagi pembaca. Mereka merasa bosan dan akhirnya pembaca akan menutup tulisan Anda.
Buatlah tulisan yang benar-benar runtut sehingga tidak membuat bingung dan pusing bagi pembaca.
Tulisan yang bagus akan menjadi lemah hanya karena kata-kata yang tidak berarti. Perhatikan hal itu dan berusaha menulis dengan lugas dan bermakna.
Atau dapat dengan cara lain seperti dijelaskan dibawah ini:
Pertama, menulislah dengan ketulusan dan menggunakan hati. Ketika menulis curahkan semua apa yang ingin kamu tulis, dan biarkan itu mengalir, sehingga akan membuat orang atau kamu sendiri membaca tulisan kamu benar-benar murni buah pikiran yang baru.

Kedua, ketika kamu menulis agar bisa dibaca orang lain, gunakan kata-kata dan kalimat sederhana dalam penulisannya. Gunakan tulisan yang mudah dipahami dan dimengerti apalgi jika targetnya umum.

Ketiga, fokuskan tulisan kamu dengan satu isi jangan bertele-tele. Ketika kamu ingin menuliskan tentang keindahan pelangi cukup fokus disana, tidak perlu melukiskan hutan, danau, samudera yang juga menjadi dominan, jika hanya sebagai pelengkap tidak masalah.
Berikutnya, buatlah tulisan yang komunikatif. Kebanyakan orang suka dengan cerita, maka dari itu buatlah tulisan seakan berbicara dengan pembaca dan mengajak mereka untuk merasa terlibat dalam bacaan.

Terakhir, berikan pesan dan kesan yang baik dalam sebuah tulisan. Jika menulis untuk menghasut dan memecah belah orang lain tentunya ini bukan sebagai tulisan yang baik dalam sudut pandang umum. Buatlah tulisan bermanfaat dan apa yang disampaikan bisa menjadi panutan dan contoh bagi orang banyak.
Kurang lebih inilah yang diperlukan untuk membuat tulisan menjadi baik. Namun baik saja terkadang tidak cukup. Kita juga memerlukan untuk membuat tulisan yang benar, karena hal yang baik dalam pandangan kita belum tentu benar dalam pendangan orang lain begitu juga sebaliknya, maka dari itu, alangkah baiknya jika bisa menyatukan keduanya. Apa aja syaratnya, kita lanjutkan kursor kita membaca paragraf selanjutnya.

SYARAT TULISAN YANG BENAR
Ketika sudah menulis dengan nyaman dan baik, mungkin ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan dalam tulisan, yaitu membuat tulisan menjadi benar. Kok terasa agak gantung dan dipaksain ya?

Tidak masalah, karena kata detektif conan kebenaran itu hanya ada satu, hehe.
Nah bagaimana agar tulisan kita tidak hanya menjadi tulisan yang baik namun juga benar?  Langkah-langkah membuat tulisan baik tadi bisa saja memenuhi isi tulisan kita agar menjadi benar, namun tentunya ada yang lebih detail lagi yang perlu diperhatikan untuk membuat tulisan menjadi benar.

Lihatlah bagaimana struktur tulisan yang dibuat, sudah pas atau masih banyak yang kurang. Meskiun tulisan kita sudah menarik dan baik, namun jika sususnannya kacau balau tentunya akan pusing juga kita membacanya.

Berikutnya perhatikan EYD dan typo. Kita terkadang kurang mendalami dan mengetahui hal seperti ini sehingga membuat tulisan kita yang menarik jadi terasa “berlobang”. Jangan anggap remeh hal ini. Jika ingin memiliki tulisan yang baik tentunya hal seperti ini pun harus kita ketahui.

Susunan kalimat dan tujuan tulisan. Buatlah tulisan yang benar-benar runtut sehingga tidak membuat bingung dan pusing pembaca. Jika beralasan, “tulisanku tidak perlu dibaca orang lain” sehingga membuat tulisan yang asal-asal itupun tidak menjadi bagus, karena kita kurang mampu menghargai diri sendiri dengan tidak memberikan yang terbaik kepada diri sendiri.

Hal-hal sederhana dalam menulis inilah yang mampu menunjang kemampuan dan kualitas tulisan kita agar menjadi lebih baik dan terus berkembang. Jika sudah paham, saatnya kita MENULIS, dan inilah langkah-langkah yang bisa Kamu gunakan untuk memulai tulisan hebatmu.

Langkah-langkah sebelum menulis
1.     Niat. Kelihatannya sepele namun ini adalah hal penting yang akan membuat tulisanmu menarik atau tidak. Jika niat kamu tulus untuk memberikan manfaat kepada orang lain, tentunya apa yang kamu tulis akan terasa mengalir dan benar-benar baik
2 .
                 Tentukan apa yang akan ditulis. Belum ada judul tidak masalah, yang penting dirimu tahu hal apa yang akan ditulis. Misalnya, ingin menuliskan tentang kisah kehidupan di pondok pesantren. Atau kalau ingin menulis karya tulis, ingin menulis tentang manfaat buah kelapa.

3.      Pastikan keadaan yang ada. Ketika menulis kamu harus mampu mengambil pikiran orang lain untuk mampu menikmati tulisan, ketika apa yang mereka pikirkan terasa pas dengan apa yang kamu tuliskan, tentunya akan menjadi bagus dan bermanfaat.

4.      Gunakan sudut pandang spesial. Meskipun kamu ingin agar orang mampu memiliki pikiran yang sama dan setuju dengan apa yang dituliskan, gunakanlah cara yang berbeda dalam menuliskannya. Dengan isi yang berbeda pembaca tidak akan bosan dan akan merasa bahwa kamu adalah orang yang kreatif dalam menulis

5.      Menulislah. Satu-satunya hal yang perlu dilakukan untuk mengetahui pakah tulisan kita baik atau tidak adalah denga menuliskannya, mulai sekarang atau tidak sama sekali.

Atau anda juga dapat menggunakan teknik yang ketiga seperti dibawah ini:

1. Jenis tulisan
Dalam menulis kita harus menentukan dulu jenis tulisan apa yang akan dibuat. Apakah tulisan ini berupa opini, penyampaian fakta, atau sekedar untuk hiburan saja. Jenis tulisan juga akan mempengaruhi tahapan-tahapan menulis berikutnya serta pesan yang dikandung dalam tulisan kelak. Jenis tulisan untuk dewasa tentu akan berbeda pengerjaannya dengan tulisan untuk anak-anak.

2. Pertimbangan pembaca
Cari bahan tulisan yang segar atau belum pernah di baca oleh pembca agar tulisan kita menjadi sebuah informasi yang berguna bagi mereka.

3. Orientasi publik
Tulisan yang kita buat harus disesuaikan dengan publik mana yang akan membacanya. Selain itu orientasi publik akan lebih membantu dalam kelancaran tulisan yang sedang kita kembangkan karena kita tahu pasti sasaran informasi yang dituju.

4. Tentukan tema dan ide tulisan
Tema adalah pokok pikiran yang menjadi landasan dari tulisan kita, sedangkan ide adalah materi yang akan dibahas secara mendalam di tulisan kita. Tema dan ide bisa didapat dari riset atau observasi yang dilakukan dan pengembangannya tentu dengan informasi yang didapat dari riest atau observasi tersebut.

5. Pengembangan ide
Pada tahap ini keterampilan dalam berbahasa sangat diperlukan. Untuk membuat tulisan yang baik maka ide yang dikembangkan harus dengan kata-kata yang dapat dimengerti oleh pembaca.

6. Unsur tulisan
Selain kata/kalimat yang baik, unsur tulisan lain juga perlu diperhatikan. Misalnya tentang keefektifan kalimat, kalimat yang efektif bukan hanya dengan kata-kata yang baik tapi juga mampu menyampaikan pesan tulisan dengan tepat ke pembaca.

7. Gaya tulisan
Hal ini merupakan tanda pengenal penulis kepada pembca. Setiap penulis biasanya mempunyai gaya masing-masing dan ini yang akan menjadikan mereka tampak berbeda meskipun sama-sama berprofesi penulis.

8. Ejaan Yang Disesuaikan
Tulisan yang baik haruslah yang bisa dimengerti oleh pembacanya, baik dari susunan kata, penggunaan tanda baca, imbuhan dan awalan, serta kalimat yang baku.

9. Melakukan penyuntingan
Setelah selesai membuat tulisan maka ini saatnya untuk mengedit tulisan kita. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya ejaan atau kata yang salah, kalimat yang ambigu atau makna tulisan yang bergeser.

Sumber:




Kamis, 18 Oktober 2018

Jurnal Teknik Sipil



DAMPAK PERUBAHAN STATUS JALAN L.A SUCIPTO-JALAN RAYA BUGIS DARI JALAN KOTA MENJADI JALAN NASIONAL


Sabrie Prasetio

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma


Perkembangan infrastruktur di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat. Dapat kita lihat dengan banyaknya proyek pembangunan infrastruktur di segala bidang termasuk bidang transportasi dibangun oleh pemerintah, swasta dan lain-lain Pemerintah Indonesia hingga saat ini terus melaksanakan Pembangunan Nasional dengan salah satu fokus adalah pada penyediaan jaringan transportasi, yaitu pembangunan Jalan Tol. Jalan Tol Pandaan-Malang merupakan kelanjutan dari Jalan Tol Gempol–Pandaan yang direncanakan memiliki panjang 37,6 km dan melintasi tiga wilayah, yakni Pasuruan, Kota Malang dan Kabupaten Malang

Pembangunan Jalan Tol Pandaan-Malang mengakibatkan perubahan jalur yang dilalui truk. Perubahan jalur ini yang akan mengaibatkan perubahan beban lalu lintas terhadap ruas jalan L.A Sucipto- Jalan Raya Wendit Barat- Jalan Raya Bugis dan memberikan dampak pada tingkat pelayanan lalu lintas. Bertambahnya volume lalu lintas dapat menyebabkan kemacetan, tundaan dan lain sebagainya, sehingga mengganggu aktivitas warga sekitar dan khususnya pengguna jalan. Untuk itu, diperlukan Analisis Dampak perubahan status jalan dalam rangka meninjau pengaruh pergerakan lalu lintas baru terhadap sistem jaringan jalan yang sudah ada dan setelah adanya pergerakan baru akibat pembangunan Jalan Tol Pandaan-Malang.

Kinerja jaringan jalan yang ditinjau setelah beroperasinya jalan tol Pandaan-Malang memiliki nilai derajat kejenuhan diatas 0.75 dan memiliki tingkat pelayanan ≥ C. untuk Ruas Jalan L.A Sucipto memiliki nilai DS= 0.9474, LoS= D dan Ruas Jalan Raya Bugis memiliki nilai DS sebesar 1.0997, LoS=E. Simpang tidak bersinyal yang ditinjau mengalami perubahan kinerja. Nilai derajat kejenuhan pertigaan jalan Simpang L.A Sucipto meningkat menjadi 0.966 dengan tundaan sebesar 17.64 det/smp , Simpang Industri Wendit Barat mmiliki nilai DS=0.86 dengan tundaan sebesar 14.63 det/smp, serta Simpang Saptorenggo memiliki nilai DS =2.258 dengan tundaan sebesar -3.20 det/smp sehingga tingkat pelayanan uang dimiliki oleh masing-masing simpang tidak bersinyal adalah C,C dan F

Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan antara lain mengubah simpang tidak bersinyal menjadi besinyal dengan tiga fase pergerakan , melakukan perbaikan geometri pada badan jalan dan masing masing kaki simpang yang ditinjau, serta melakukan pengaturan ulang waktu siklus pada simpang bersinyal. Perhitungan kinerja jaringan jalan yang ditinjau serta perbaikan berdasarkan Pendoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI).



Kata kunci: Lalu lintas, Tol Pandaan-Malang, Derajat kejenuhan, Tingkat Pelayanan

PENDAHULUAN
Pemerintah   Indonesia   hingga   saat   ini

terus melaksanakan Pembangunan Nasional dengan salah satu fokus adalah pada penyediaan jaringan transportasi, yaitu pembangunan Jalan Tol. Jalan Tol Pandaan-Malang merupakan kelanjutan dari Jalan Tol Gempol–Pandaan yang direncanakan memiliki panjang 37,6 km dan melintasi tiga wilayah, yakni Pasuruan, Kota Malang dan Kabupaten Malang [1]. Salah satu akses Jalan Tol Pandaan-Malang yang di rencanakan akan berada di Jalan Ki Ageng Gribig dan terhubung dengan Jalan Raya Bugis, Jalan Raya Wendit Barat, dan Jalan Laksana Adi Sucipto yang status masing-masing jalan tersebut adalah jalan kota dan jalan kabupaten

Pembangunan Jalan Tol Pandaan-Malang mengakibatkan perubahan jalur yang dilalui truk. Perubahan jalur ini yang akan mengaibatkan perubahan beban lalu lintas terhadap ruas jalan L.A Sucipto- Jalan Raya Wendit Barat- Jalan Raya Bugis dan memberikan dampak pada tingkat pelayanan lalu lintas. Untuk itu, diperlukan Analisis Dampak perubahan status jalan dalam rangka meninjau pengaruh pergerakan lalu lintas baru terhadap sistem jaringan jalan yang sudah ada dan setelah adanya pergerakan baru akibat pembangunan Jalan Tol Pandaan-Malang

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi dan Tata Guna Lahan

Transportasi sebagai suatu tindakan, proses, atau suatu hal mentransportasikan atau memindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain [3]. Perangkutan / transportasi adalah usaha memindahkan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat yang lain [5] .Pergerakan orang dan barang yang disebut arus lalu lintas (traffic flow) merupakan konsekuensi

gabungan dari aktivitas lahan (permintaan) dan kemampuan sistem transportasi mengatasi masalah lalu lintas/penawaran [2] .Penduduk serta kegiatannya merupakan pembangkit pergerakan (Trip Generation) yang paling signifikan. Kebutuhan manusia untuk dapat melakukan kegiatan di tempat tujuan berupa satu tata guna lahan tertentu menimbulkan arus pergerakan baik oleh manusia itu sendiri, barang maupun kendaraan yang memerlukan suatu jaringan transportasi. Permasalahan transportasi bisa muncul karena adanya perubahan land use akibat adanya pusat kegiatan baru.

Bangkitan dan Tarikan

Bangkitan adalah salah satu tahap pemodelan dalam melakukan analisis dampak lalu lintas yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari daerah atau zona tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang menuju/tertarik dari/ ke zona tata guna lahan. Bangkitan dan tarikan lalu lintas tersebut tergantung pada jenis tata guna lahan dan jumlah aktivitas pada tata guna lahan tersebut.[4]

Pemodelan Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

Penelitian tentang model perenanaan transportasi selalu dilandaskan oleh empat tahapan yang berkesinambungan yang di sebut dengan four step modelling yaitu tahapan sebagai berikut [4]

a.       Model Bangkitan Perjalanan (Trip Generation)

b.      Model Distribusi Perjalanan ( Trip Distribution)

c.       Model Pemilihan Moda (Moda Split)

d.      Model Pemilihan Rute (Trip Asigment)


Karakteristik Arus Lalu Lintas

Arus lalu lintas merupakan jumlah kendaraan bermotor yang meleati suatu jalan dalam satuan waktu. Arus lalu lintas

dapat        dinyatakan         dalam         satuan

kendaraan/jam atau dalam satuan smp/jam dan dapat di sebut sebagai \lhr (lalu lintas harian rata-rata).

Qsmp = QKend x Fsmp
(1)

Dimana:

Qsmp = Arus total pada persimpangan (smp/jam)

QKend   =    Arus   pada     masing-masing
simpang (smp/jam)
Fsmp = Faktor smp

Variasi Volume Arus Lalu Lintas

a.       Pertumbuhan normal
b.      Diverted trafific.
c.       Converted traffic
d.      Generated traffic atau induced
                     

Kinerja Ruas Jalan

Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan

C= C0 x FCw x FCSP x FCSF x FCCS        (2)

Dimana:
C      = Nilai Kapasitas
C0    = Kapasitas Dasar
FCw =Faktor penyesuaian lebar jalur lalu-lintas

FCSP =Faktor penyesuaian pemisahan arah

FCSF =Faktor penyesuaian hambatan samping

FCCS =Faktor penyesuaian ukuran kota Masing masing faktor di atas akan mempengaruhi kapasitas suatu jalan.


Tingkat Pelayanan Jalan (Level Of Service (LOS))

Tingkat pelayanan jalan adalah ukuran kualitatif yang menjelaskan kondisi-kondisi operasional di dalam suatu aliran lalu lintas dan pesepsi dari pengemudi dan / atau penumpang

terhadap kondisi-kondisi tersebut (Khisty, 2003).

Dimana:
VCR : Volume Capacity Ratio
V             : Volume lalu lintas
    C             : Kapasitas lalu lintas


Tabel 1. Standar Tingkat Pelayanan Jalan


C = S.g / c


S = SO x FCS x FSF x FG x FP x FLT x FRT (5)

Dimana :

C:   Kapasitas (smp/jam) S : Arus jenuh
g : Waktu hijau efektif
c : Waktu siklus

S : Arus jenuh (smp/waktu hijau efektif)

SO : Arus jenuh dasar (smp/waktu hijau efektif)

FCS : Faktor koreksi arus jenuh akibat ukuran kota (jumlah penduduk)

FSF : Faktor koreksi arus jenuh akibat adanya gangguan samping yang meliputi faktor tipe lingkungan jalan dan kendaraan tidak bermotor

FG : Faktor koreksi arus jenuh akibat kelandaian jalan

FP : Faktor koreksi dengan arus jenuh akibat adanya kegiatan perparkiran dekat lengan persimpangan

FLT : Faktor koreksi kapasitas akibat adanya pergerakan belok kiri

FRT : Faktor koreksi kapasitas akibat adanya pergerakan belok kanan



Derajat Kejenuhan (DS)

Sesuai PKJI 2014 derajat kejenuhan untuk simpang bersinyal dihitung untuk tiap pendekat. Dengan persamaan berikut:

DS = Q/C = (Q x c)/(S x g)


Tundaan

Tundaan adalah waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melalui simpang apabila dibandingkan lintasan tanpa melalui simpang. PKJI 2014

memberikan persamaan untuk menghitung tundaan pada simpang sebagai berikut:

Dj = DTj + DGj





(
)










)


DGj = (1 PSV) x PT x 6 + (PSV x 4)


Dimana:

Dj = tundaan rata-rata untuk pendekat j (det/smp)

DTj = tundaan lalu lintas rata-rata untuk pendekat j (det/smp)

DGj = tundaan geometric rata-rata untuk
pendekat j (det/smp)
GR = rasio hijau (g/c)
DS = derajat kejenuhan
C = kapasitas (smp/jam)

NQ = jumlah smp yang tertinggal dari fase hijau sebelumnya.

PSV= rasio kendaraan terhenti pada suatu pendekat

PT = rasio kendaraan membelok pada suatu pendekat

Sehingga tundaan total dapat dihitung dengan persamaan:

D = DTOT/QTOT
(10)

Dimana :
DTOT = Σ tundaan semua pendekat
QTOT = Σ arus lalu lintas semua pendekat

Tingkat Pelayanan Persimpangan Bersinyal

Tingkat  pelayanan  persimpangan

bersinyal dapat dilihat dari tundaan.Lamanya waktu tundaan untuk melewati simpang bila dibandingkan kondisi simpang tanpa lalu lintas menunjukkan efektifitas kinerja simpang

Tabel 2. Tingkat Pelayanan Persimpangan Bersinyal


ITP

Tundaan per kendaraan




(detik)







A


≤ 5,0


B

5,1 – 15,0

C


15,1- 25,0


D

25,1 – 40,0

E


40,1 – 60,0


F
>60,0


Kinerja Simpang Tidak Bersinyal

Kapasitas Persimpangan Tidak Bersinyal

Perhitungan kapasitas persimpangan tidak berlampu lalu lintas ditentukan dengan persamaan berikut: (PKJI, 2014: 3-39).

C = COx FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT

x FMI
(11)

Dimana :
C     :Kapasitas (smp/jam)
C: Kapasitas dasar (smp/jam)

FW: Faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan persimpangan
FM:  Faktor  koreksi  kapasitas  jika  ada

pembatas median pada lengan persimpangan

FCS: Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota (jumlah penduduk)

FRSU: Faktor koreksi kapasitas akibat adanya tipe lingkungan, gangguan sampingan dan kendaraan tidak bermotor

FLT: Faktor koreksi kapasitas akibat adanya pergerakan belok kiri
FRT: Faktor koreksi kapasitas akibat adanya pergerakan belok kanan
FMI: Faktor koreksi kapasitas akibat adanya arus lalu lintas pada jalan minor

Tingkat Pelayanan Persimpangan Tidak Bersinyal
Tingkat  pelayanan  untuk  persimpangan

tidak bersinyal dinilai dengan menggunakan parameter kapasitas sisa. Kapasitas sisa adalah selisih dari kapasitas simpang dengan total arus lalu lintas yang masuk simpang (smp/jam).

Tabel 3. Tingkat Pelayanan Pada Persimpangan Tidak Bersinyal

Kapasitas

Tingkat

Tundaan untuk
Sisa

Pelayanan

lalu lintas jalan







minor









>400


A


Sedikit dan tidak








ada tundaan

300-399


B

Tundaan lalu







lintas singkat







200-299


C


Tundaan lalu








lintas rata-rata

100-199


D

Tundaan lalu







lintas lama







0-99


E


Tundaan lalu








lintas sangat lama

*


F
*


*) ketika volume melebihi kapasitas dari lajur, akan terjadi tundaan yang parah disertai dengan antrian

METODE PENELITIAN

Adapun survai penelitian ini dilakukan pada hari

-    Hari Sabtu pukul 14.30 -17.30 WIB

-    Hari Senin pukul 06.00 -09.00 WIB

Dan  kendaraan   yang  di   survai   berupa

kendaraan ringan seperti mobil penumpang dan mikolet, sepeda motor, kendaraan berat berupa truk, bus, dan container serta kendaraan tidak bermotor yang melintas pada jaringan jalan yang ditinjau.

Gambar 1. Diagram Alir penelitian


HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk menunjukkan banyaknya orang yang tinggal di suatu wilayah kota dan atau kabupaten tersebut.

Berikut merupakan proyeksi pertumbuhan penduduk Kota Malang.

Gambar 2. Proyeksi pertumbuhan penduduk Kota Malang tahun 2016 – 2019.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Malang

Jenis dan Jumlah Kendaraan

Meningkat pesatnya angka pertumbuhan penduduk dipengaruhi pula oleh meningkatnya jumlah kendaraan. Berikut merupakan data kendaraan Kota Malang dan Kabupdaten Malang.


Gambar
3.
Data
Kendaraan
Kota

Malang

Sumber : Kantor bersama SAMSAT Malang Kota

PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) Kota Malang

PDRB juga merupakan salah satu parameter untuk mengukur tingkat perekonomian suatu daerah.

Gambar 4. Produk Domestik Regional Bruto Kota Malang

Sumber : Hasil Analisis

Hasil dari perhitungan kinerja jaringan jalan yang di tinjau pada hari yang di tentukan didapatkan kondisi puncak pada pagi hari pukul 06.30-07.30.

Tabel 4. Kinerja Jaringan Jalan Eksisting

Sumber : Hasil Analisis

Dari hasil analisis volume jam puncak masing-masing simpang dalam dua hari, pada masing-masing jam puncak memiliki nilai derajat kejenuhan (DS) yang berbeda dan semuanya memerlukan perbaikan agar mendapatkan nilai derajat kejenuhan ≤0.75 dan LOS C. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan tundaan yang terjadi pada simpang tersebut.

Analisis kinerja lalu lintas kondisi setelah beroperasinya Jalan tol Pandaan-Malang yang mana kinerja lalu lintas

setiap jaringan jalan setelah beroperasinya jalan tol pandaan-malang didapat dari hasil penjumlahan kondisi eksisting ditambah dengan model bangkitan dan tarikan.

Tabel 5. Kinerja Jaringan Jalan Eksisting dan setelah Beroperasinya Tol













Level of Service







Derajat




(LoS)



















Nama





Kejenuhan









Pendek












Jaringan
















at












Jalan



















Eksist


Setelah


Eksist


Setelah










berope




berope








ing




ing




























rasi


rasi
















































Ruas

















Jalan







0.8610


C


D







0.715








L.A





5
























Sucipto

































Ruas
















Jalan




0.838

0.9673


E

E
Raya




5


















Bugis





































Jalan














Perempa


L.A
















Sucipto


1.55


1.04








tan L.A





























(arah












Sucipto

































Blimbin


































g)

















Jalan
















Panji
1.47

1.23











Suroso

































Jalan








F


F





L.A
































Sucipto


1.12


2.56

























(arah
















































Abd.

















Saleh)

















Jalan
















Sunand
















ar Priyo
0.82

1.47











Sudarm
















ono






























Pertigaa

















n Jalan























0.948





C


C


Simpang






0.966




L.A


































Sucipto
















Petigaan
















Jalan




0.844





C

C
Industri





0.86



Wendit
















Barat


































Perempa

















tan





2.235


2.258


F


F















Saptore
















































Sumber : Hasil Analisis

Rekomendasi Perbaikan

Pada masing- masing ruas yang di tinjau memiliki nilai derajat kejenuhan lebih dari 0.75 dan tingkat pelayanan jalan D dan E, maka perlu dilakukan perbaikan kineja ruas jalan. Sesuai dengan persyaratan jalan arteri sekunder yaitu lebar badan jalan minimal 11m, maka perlu dilakukan pelebaran jalan pada ruas jalan L.A sucipto dan ruas jalan raya bugis hingga mencapai persyaratan tersebut

Pada persimpangan tidak bersinyal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melakukan perbaikan geometri berupa pelebaran badan jalan pada ruas jalan mayor sesuai dengan persyaratan jalan

arteri sekunder serta melakukan pemberian lampu lalu lintas pada persimpangan tersebut. Serta pada simpang bersinyal L.A Sucipto dilakukan perbaikan berupa perbaikan geometri kaki simpang berupa pelebaran kaki simpang dan melakukan pengaturan ulang siklus lampu lalu lintas.

Prediksi Kinerja Lalu Lintas Kondisi Lima Tahun Mendatang

Meningkatnya jumlah kendaraan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor,

diantaranya jumlah penduduk, kepemilikan kendaraan bermotor serta Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota tersebut.

Melihat proyeksi pertumbuhan penduduk Kota Malang dan Kabupaten Malang dari tahun 2016 sampai dengan 2019 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 0,41%. Selain itu, mulai dari tahun 2013 sampai dengan 2016 angka

kepemilikan kendaraan bermotor mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 3,67%. Sedangkan PDRB sendiri mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,02%.

Ketiga faktor tersebut berperan dalam mempengaruhi pergerakan lalu lintas di Kota Malang dan Kabupaten Malang. Sehingga dari ketiga faktor tersebut diambil rata-rata sebesar 2,7%. Angka inilah yang nantinya akan

digunakan sebagai acuan dalam memprediksikan volume lalu lintas disaat setelah Jalan Tol Pandaan-Malang berporasi sampai dengan 5 tahun setelah Jalan Tol Pandaan-Malang beroperasi sehingga diperoleh tingkat pelayanan masing-masing jaringan jalan.

Untuk mendapatkan volume tersebut digunakan rumus :
Pn = Po x (1 + i %)n

Dimana : i = angka pertumbuhan (2,7%) n = jumlah tahun

Tabel 6. Kinerja jaringan Jalan setelah 5 tahun Beroperasi








Derajat Kejenuhan

Level of Service


Nama





(LoS)























Jaringan
Pendekat




















Setelah


Setelah



Setelah



Setelah


Jalan




















5






5








Perbaikan





Perbaikan













tahun






tahun






















Ruas Jalan



0.8610

0.7229



C


C


L.A Sucipto

























































Ruas Jalan






0.9673



1.036




D



E




















Raya Bugis











































Jalan L.A






















Sucipto  (arah
0.69

0.73















Blimbing)













































Jalan Panji



0.96



1.01

































Perempatan

Suroso






































Jalan L.A











F


F


L.A Sucipto

Sucipto (arah
0.96

0.99

























Abd. Saleh)













































Jalan























Sunandar



0.81



0.85




































Priyo










































Sudarmono




















Pertigaan












































Jalan



0.626

0.669



C


C


Simpang

































L.A Sucipto













































Petigaan























Jalan























Industri





0.551


0.528



B



C


Wendit























Barat


























Jl. Raya Bugis
0.85

0.997
































Jl.Saptorenggo
0.85

0.89












Perempatan































D


F


Saptorenggo

Jl. Raya
0.85














0.89































Asrikaton









































Jl. Raya
0.65

0.77















Bamban



































Sumber: Hasil Analisis

Perbaikan kinerja lalu lintas kondisi lima tahun mendatang

Pada simpang bersinyal L.A Sucipto dapat dilakukan perbaikan berupa perbaikan geometri simpang, pengaturan

waktu siklus dan pengaturan fase pergerakan pada simpang tersebut. Perbaikan yang di sarankan penulis berupa pengaturan ulang waktu siklus , perbaikan geometri dan pengaturan fase pergerakan simpang.

Pada ruas jalan raya bugis mengalami penurunan kinerja jalan setelah 5 tahun beroperasinya jalan tol pandaan-malang dari D menjadi E, untuk

itu diperlukan perbaikan berupa penambahan kapasitas jalan untuk meningkatkan kembali kinerja jalan.

Penambahan kapasitas jalan membutuhkan pelebaran badan jalan sebesar 2 meter menjadi 13 meter.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 
   1.Kinerja lalu lintas eksisting  pada ruas jalan L.A Sucipto memiliki nilai derajat

kenjenuhan (DS) sebesar 0.7654 dengan tingkat pelayaan C dan ruas Jalan Raya Bugis sebesar 1.083 dengan tingkat pelayanan E. Pada simpang tidak bersinyal pertigaan Jalan Simpang L.A Sucipto memiliki nilai DS sebesar 1,345 (tundaan= 17,02 det/smp) dengan tingkat pelayanan C, simpang industry Wendit barat memiliki nilai DS sebesar 1,160 (tundaan = 14,27 det/smp) dengan tingkat pelayanan C , serta simpang tidak bersinyal Saptorenggo memilki nilai DS sebesar 2.235 (tundaan=-3.24 det/smp) degan tingkat pelayanan adalah F. Pada simpang bersinyal L.A Sucipto memiliki tundaan rata-rata sebesar 1440,2

det/smp dengan derajat kejenuhan masing-masing kaki simpang >1 sehingga tingkat pelayanan pada simpang L.A Sucipto adalah F.

2.Akibat pembangunan jalan tol pandaan-malang,  jaringan  jalan  yang  ditinjau mengalami  perubahan  kinerja.  Ruas

Jalan L.A Sucipto mengalami perubahan kinerja dengan nilai DS menjadi sebesar 0.9474 dengan tingkat pelayanan menjadi D dan Ruas Jalan

Raya Bugis memiliki nilai DS sebesar 1.0997 dengan tingkat pelayanan menjadi E. Simpang tidak bersinyal yang di tinjau oleh penulis juga mengalami perubahan kinerja. Nilai

derajat kejenuhan pertigaan jalan Simpang L.A Sucipto meningkat menjadi 0.966 dengan tundaan sebesar 17.64 det/smp , Simpang Industri Wendit Barat mmiliki nilai DS sebesar 0.86 dengan tundaan sebesar 14.63 det/smp, serta Simpang Saptorenggo memiliki nilai DS sebesar 2.258 dengan tundaan sebesar -3.20 det/smp sehingga tingkat pelayanan uang dimiliki oleh masing-masing simpang tidak bersinyal adalah C,C dan F.

3.Jaringan Jalan yang ditinjau oleh penulis memerlukan beberapa langkah meminimalkan dampak yang terjadi akibat beroperasinya jalan tol pandaan-malang. Beberapa langkah tersebut adalah sebagai berikut:

a.    Manajemen lalu lintas

Simpang tidak bersinyal Saptorenggo yag memiliki tingkat pelayanan F dangan tundaan sebesar -3.20 det/smp, penulis memberikan alternative perbaikan kinerja berupa mengubah simpang tidak bersinyal menjadi simpang bersinyal dengan 3 fase pergerakan dengan waktu siklus sebesar 88 detik

b.    Perubahan geometri (pelebaran badan jalan)

Ruas jalan L.A Sucipto dan Jalan Raya Bugis yang semula memiliki lebar badan jalan 7mdan 9m dilakukan pelebaan menjadi 11m sesuai dengan persyaratan minimal

lebar jalan arteri sekunder. Melakukan pelebaran pada kaki masing-masing kaki simpang . Pada Simpang L.A Sucipto dilakukan pelebaran kaki simpang ( Jl. Panji Suroso = 7m, Jalan L.A Sucipto = 4m, Jalan Sunandar Priyo S. = 4m) . Simpang tidak bersinyal pertigaan L.A Sucipto dan Pertigaan Industri Wendit Barat dilakukan pelebaran

badan Jalan pada jalan Mayor hingga mencapai 11 m, dan pada

simpang    Saptoreggo           pelebaran

dilakukan pada setiap kaki simpangnya ( Jl.Raya Bugis =8.4 m, jl. Saptorenggo = 7.4m, Jl.Asrikaton

= 8.2m , dan Jl. Raya Bamban = 7m)
c.    Pengaturan waktu siklus
Simpang   besinyal   L.A   Sucipto

dilakukan perbaikan berupa pengaturan ulang waktu siklus menjadi 249 detik.

Saran

Dari hasil analisis dan kesimpulan yang telah dilakukan pada studi ini , maka saran yang dapat diberkan oleh penulis adalah bagi instansi yang terkait dapat memanfaatkan kajian ini untuk mengantisipasi dampak lalu lintas yang akan timbul akibat pembangunan jalan Tol Pandaan-Malang pada lokasi studi yang ditinjau . Hasil perhitungan yang sudah di rekomendasikan dapat dijadikan pertimbangan dalam perencanaan sarana dan prasarana lalu lintas pada masa yang akan datang khususnya dalam waktu lima tahun mendatang.


DAFTAR PUSTAKA

[1]     Gubernur Jawa Timur. 2011. Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur tanggal 7 Juni 2011, Nomor: 188/282/KPTS/013/2011.

Surabaya:Gubernur Jawa Timur

[2]   Khristy, C. Jhotin, and Lall, B. Kent

2003. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi. Bandung : Erlangga.

[3]   Morlok, Edward K. 1991. Pengantar

Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta : Erlangga

[4]   Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi edisi kedua. Bandung : Penerbit ITB.

[5]   Warpani, S. (1990) Merencanakan Sistem Perangkutan, Penerbit ITB, Bandung.